”Nemu senior ospek yang ganteng gak? Tenang aja, doain aja aku bisa dikukuhkan jadi Muda Praja. Kalah itu senior-senior kamu sama aku,” tulis kamu di surat dengan tanda Semarang, 29 September 2017.
Fal, satu hal yang harus kamu tau; dengan atau tanpa seragam
itu, I still love you.
Mungkin ada beberapa wanita yang secara terang-terangan
menunjukkan bahwa mereka mencari
taruna (atau sejenisnya) untuk menjadi pendamping. Tapi aku bukan mereka. Aku
mendampingi kamu karena aku suka
kamu, bukan karena seragam itu.
Dulu aku bahkan ngga suka loh cowok berseragam, soalnya
kesannya mereka mengekslusifkan diri, terus sok keren banget deh ke mall pake
seragam segala. Ternyata emang udah aturan ya, hahaha sok tau sih aku. Tapi kemudian sekolahku ada di lingkungan militer, teman-temanku banyak yang dibesarkan di
keluarga militer, bahkan aku ikut kegiatan yang agak-agak militer juga. Hidupku
berubah! ((ciaaaa)). Aku kenal kamu, kita dekat, lalu pacaran. Dan kamu
sekarang bagian dari cowok-cowok yang dulu aku anggap sok keren itu.
18 Oktober 2017. Kita bertemu kembali setelah 2 bulan ngga ada
komunikasi apa-apa. Aku bangga….. dengan diriku sendiri wkwk. Banyak hal yang
terlewat tanpa kamu Fal. Rasanya aneh ngga ada yang aku ajak ngomong sebelum
tidur, ngga ada yang tanya tadi ngapain aja, ngga ada yang ngajak nonton!! Itu sih
ternyebelin, karena nonton sama temen kurang asyique. Di hari itu, untuk
pertama kalinya, aku melihat kamu dengan seragam coklat itu, dengan ukuran pas
badan, yang udah kamu impikan sejak lama. Dan juga dengan kepala botakmu itu, haha! Aku
ngerasa awkward jalan di samping kamu, kok semacam kemakan omongan sendiri gitu
ya? Hahaha. Udah mana jadi banyak yang ngeliatain, ngeliatain kamu sih, aku mah
mana ada yang mau ngeliatin, huft. Tapi aku seneng banget di hari itu!
Lalu besoknya kamu balik lagi ke Lembah Manglayang, rumah
kamu selama 4 tahun ke depan. Tapi kali ini kamu bawa alat komunikasi, yeay,
meskipun illegal sih. Kamu beberapa kali telepon aku. Kadang harus diganggu
sama temen-temen kamu, katanya salam dari mereka, tradisinya begitu katamu. Waktu
itu bahkan ada yang mau kenalan ya? Hahaha, kaya siapa aja sih diajak kenalan
segala. Hmm, kamu tau Fal, langit kamarku dan langit kamar kamu itu saksinya,
bahwa kantuk kalah jauh dibanding rindu. Ngga peduli seberapa capek dan
ngantuknya aku di malam itu, kalau ada telepon dari kamu, aku pasti langsung
semangat lagi!
Fal, terimakasih untuk semuanya. Untuk usaha yang kamu
berikan, untuk pengorbanan yang mungkin aku ngga tau apa aja, untuk sabarnya,
untuk dukungannya, untuk waktu tidur kamu yang harus berkurang karena aku mau
ditelepon. Cuma kamu yang dengan senang hati dengerin aku cerita ini-itu
panjang lebar, dengerin aku marah-marah, nanggepin kerecehan aku (HEHE). You worth
every miles and time!
I looooooove you, Masku!
Jakarta, 12 November 2017 - 11:23 pm
Yours