Jauh di sana, ada seseorang yang sedang kutunggu. Kutunggu kehadirannya. Kutunggu suaranya. Kutunggu hatinya.
Menunggu sampai lelah. Menunggu sampai jenuh. Menunggu sampai aku lupa bagaimana rasanya tidak menunggu.
Suatu hari, ada yang bertanya, mengapa aku tak menyampaikan rindu ini dan memulai untuk menemuinya terlebih dahulu. Lalu kujawab, bahwa setiap malam selalu kubisikan pesan rindu ini kepadanya. Kutitipkan pesan rindu ini kepada angin, yang kuharap dapat menerobos celah jendela kamar dan membisikan tepat di telinganya. Setiap malam kubisikan pesan rindu ini dalam doa panjangku. Berharap Tuhan menyampaikan kepadanya, langsung menuju hatinya. Setiap malam kubisikan pesan rindu ini kepada bintang. Berharap sinarnya dapat menangkap dan menyampaikan pesan ini.
Bukan hal yang mudah bagiku untuk mengatakan aku-rindu-kamu kepadanya. Rasa-rasa yang menerjang hatiku sungguh besar. Aku takut. Takut rasa rinduku tak terbalas. Aku takut. Takut dia membuang wajahnya dan mencampakan hatiku. Aku takut. Takut ketika harus menerima kanyataan bahwa aku tak ia rindukan—bahkan tak ia harapkan.
Lalu, harus bagaimana? Harus melakukan apa?
Aku hanya tinggal menunggu bisikan rinduku sampai kepadanya, walaupun aku tahu, meski ia menerima bisikan itu, ia tetap tidak akan melihat kepadaku.
**
Well, gue ngga ngerti kenapa gue ‘produktif’ banget akhir-akhir ini, maksudnya jadi sering nulis gitu. Gue jadi kangen banget nulis. Meskipun tulisan gue dari waktu-ke waktu ngga mengalami peningkatan yang positif sih. Hahah. Tapi gue menikmatinya. Tulisan gue kadang ngga ada korelasinya dengan kehidupan gue. Gue nulis galau kaya tulisan di atas, bukan berarti gue lagi galau di kehidupan nyata. Gue happy. Hidup gue rasanya makin baik aja. Entah itu beneran atau karena gue yang mencoba untuk berpikiran positif sekarang. Gue emang belum melewati masa-masa berada di titik terendah dalam hidup, tapi masalah-masalah-masalah gue yang kemarin-kemarin cukup membuat gue lebih kuat buat menjalani hidup. Deuuh mancay banget kan bahasa gue.
Oh iya, mau ngucapin selamat puasa buat kamu yang dulu sering main ke blog ini. Semoga masih sering main ke sini ya dan membaca ucapanku ini ya!
Selamat puasa juga buat kamu yang akhir-akhir ini nemenin aku sampai aku ketiduran. Makasih buat ucapan selamat-sahur dan selamat-berbukanya!
Jakarta, 6 Juli 2015 – 8:19 PM
Dinda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentarnya :)