Hallo!
Ada yang tau apa itu skoliosis? Atau pernah denger, tapi ngga ngerti apa-apa tentang skoliosis?
Mengutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia,
skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang.
Lebih jelasnya, skoliosis itu kelainan tulang yang menyebabkan tulang
belakang melengkung menyerupai huruf C atau S. Sebanyak 75%-85% kasus
skoliosis adalah idiopatik (gak diketahui penyebabnya), yang salah
satunya adalah aku, aku idiopatik skoliosis.
Sebenarnya,
skoliosis itu bukan hal baru di hidupku. Aku pernah dapat materi tentang
kelainan tulang belakang ketika aku duduk di bangku sekolah dasar.
Seingetku, ketika SMP ada juga kok materi tentang kelainan tulang
belakang ini. Tapi pada saat itu aku berpikir, emang ada ya orang yang
punya kelainan kaya gitu? Lalu, sekitar kelas 8 SMP, aku secara ngga
sengaja membaca sebuah novel yang menceritakan seorang gadis scolioser
yang mempunyai hubungan dengan laki-laki pengidap HIV/AIDS Judul novel
itu adalah
Waktu Aku Sama Mika, dan novel itu juga diangkat ke layar lebar dengan judul
Mika, loh! ^^
Berawal
dari iseng, aku men-tweet salah satu kutipan di novel itu, dan
surprisingly, kak Indi, penulis novel sekaligus tokoh di novel tersebut,
me-retweet tweet aku, dan akupun mulai kepo sama akun twitter-nya. Aku
akhirnya follow, dan menemukan link ke blog dia,
duniakecilindi.blogspot.com.
semenjak saat itu, aku jadi sering baca blogpost dia dan membaca
cerita-cerita tentang skoliosis yang ia idap. Bahkan aku pernah bertemu
kak Indi di acara Meet and Greet-nya. Itu untuk pertama kalinya aku
datang ke acara M&G seseorang loh! Pokoknya dia inspirator buatku.
Lalu
sekitar Februari tahun lalu, ada teman sekelasku yang divonis skoliosis
oleh dokter. Singkatnya, ketika jam istirahat sekolah, dia cerita
tentang skoliosisnya dia, termasuk ciri-ciri pengidap skoliosis. Akupun
kaget, karena apa yang dia jelasin, itu sama banget sama kondisi
tubuhku. Akhirnya dia anterin aku ke toilet sekolah, dan bantu cek
tubuhku. Dan dia bilang kalau kemungkinan aku juga punya skoliosis. Di
situ aku bener-bener kaget dan ngga paham apa maksud dia bercanda atau
ngga. Akhirnya aku cerita ke orang tua ku. Papaku bilang kalau itu nggak
mungkin, aku hanya capek aja karena begitu masuk SMA aku ikut kegiatan
yang berhubungan sama fisik. Tapi aku tetep keukeuh untuk periksa ke
dokter. Akhirnya, setelah beberapa minggu, Papaku setuju untuk periksain
tulangku ke dokter.
Aku ke dokter diantar Mama. Apapun vonis
dokter nanti, aku yakin, aku sudah siap. Tapi, begitu dokter jelasin
hasil rontgen bahwa aku udah 35 derajat kemiringannya (termasuk
skoliosis ringan menuju berat), aku ngerasa hancur. Aku nangis saat itu
juga di depan dokter itu. Dunia kayak runtuh. Rasanya sakit, kecewa,
marah, sedih, ngga percaya. Semua campur aduk. Mungkin kalian pikir aku
ini lebay, cuma vonis kaya gitu doang kok sampe ngerasa hancur? Tapi ya
itulah yang aku rasa. Mimpi buruk yang ngga pernah aku duga tiba-tiba
datang.
Aku bener-bener down pada saat itu. aku ngga tau harus
gimana. Bahkan, aku sempat hampir marah sama Tuhan. Aku benci tubuhku
sendiri.
Aku masih ingat dengan jelas vonis dokter di tanggal 9 Maret 2015 itu, iya,
tepat satu tahun yang lalu.
Kalau
ditanya apa sekarang aku udah bisa terima tentang kelainan yang aku
idap ini, aku ngga tau jawabannya. Mungkin iya, aku udah bisa terima,
tapi ngga tau kenapa aku masih suka mendadak emosional kalau denger
tentang skoliosis. Baca blogpost tentang skoliosis aja bisa bikin aku
nangis nggak karuan T-T
Semenjak vonis itu, aku punya banyak
pantangan yang harus aku turutin kalau ngga mau ngerasain nyeri punggung
atau sesak nafas. Kayak aku ngga boleh lari, ngga boleh terlalu capek
fisik, ngga boleh bawa beban berat, ngga boleh lompat. Intinya, sebisa
mungkin hindari kegiatan yang menghentak tubuh.
Entah sugesti
atau aku yang baru ngeh, semenjak divonis, aku jadi gampang capek dan
ngos-ngosan. Aku juga jadi gampang ngerasa nyeri punggung kalau
kebanyakan berdiri atau duduk. Dan yang paling nyebelin, jadi sering
sesak nafas. Loh, apa hubungannya antara tulang yang bengkok dengan
sesak nafas? Ada kok hubungannya, singkatnya, tulang rusuk yang
berfungsi melindungi paru-paru dan jantung kita ini kan menempel di
tulang belakang. Ketika tulang belakang para skolioser ini melengkung,
otomatis posisi tulang rusuk ikut berubah mengikuti kelengkungan tulang
belakang. Bukan tidak mungkin karena melengkung itu, tulang rusuk jadi
menekan/menusuk paru-paru sehingga paru-paru jadi terhimpit dan
mengurangi volume udara yang bisa ia tampung. Akibatnya, jadi bikin
sesak nafas.
Dan ketika ngetik post inipun aku sambil nahan nyeri punggung…
Terus kalau lagi nyeri punggung, kamu ngapain Din biar ngga terasa?
Jawabannya
adalah diemin aja. Berdoa aja biar Tuhan bikin aku lupa kalau
punggungku lagi sakit, heheh. Atau tiduran, tapi kalau nyerinya di
sekolah atau tempat umum kan aku ngga mungkin tiduran yaa. Ya, pokoknya
berdoa aja semoga nyerinya cepet ilang. Skoliosis emang ngga ada
obatnya, karena skoliosis ini bukan penyakit, tetapi kelainan. Tulang
kami berbeda sama tulang milik kamu. Dan sekali Skoliosis, akan
selamanya Skoliosis.
Btw, kemarin aku abis Rontgen yang ketiga
kalinya, setelah tujuh bulan nungguin alatnya yang rusak, hiks. Dan
besok adalah jadwal ketemu dokter, apapun yang dokter bilang besok,
semoga itu yang terbaik! :D
Dan untuk kamu para Scolioser yang
kebetulan baca, ada satu kalimat dari kak Indi yang berhasil bikin aku
senyum lagi ketika sempat down;
Don’t always blame Scoliosis. Cheer up! ^^