14/04/13

Menghitung Embun

Pagi yang sunyi dan damai. Ku buka jendela kamarku yang menghadap ke taman mungil disamping rumah. Indahnya. Semerbak wangi bunga dan bau tanah yang khas membuatku tersenyum. Andaikan aku bisa menikmati ini lebih lama. Melewati pagiku yang indah lebih lama. Bahagia sekali, ketika ku melihat bulir embun di dedaunan yang melabai pelan diterpa angin pagi. Menghitung satu persatu bulir itu. Rasanya seperti menghitung sisa umurku. Tuhan, berikan aku umur yang lebih panjang lagi, agar aku bisa terus merasakan pagi yang indah ini, dan menghitung embun pagi yang menyejukan itu.

(By: Dinda Nur Oktaviani; ditemani gerimis kecil diluar rumah. Cerita fiktif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentarnya :)

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES