Ku sampaikan sapaan hangat dan kau membalas sama hangatnya
Ku tuliskan pengharapan dan kau mengabulkannya
Ku mulai percakapan itu dan kau menemani hingga larut
Ku panjatkan doa dalam sembahyangku dan kau membuatku percaya, kau lakukan itu juga
Namun, sadarlah aku kemudian, kau lakukan itu tidak hanya kepadaku
Tidak ada lagi segala sapaan hangat itu
Patahlah segala pengharapanku
Hilang sudah percakapan panjang itu
Aku menyerah
Mengalahkan segala inginku yang sedari awal sudah salah
Sedari awal aku menginginkanmu; kamu
Aku telah jatuh, dan Tuhan kembali mematahkan hatiku
Bukan, ini bukan salah Tuhan, salahmu, atau keadaan
Ini salahku, yang selalu menjatuhkan diri sejatuh-jatuhnya hingga kebal tulangku terhadap sakit itu
Hingga kering air mataku menahan perih dari luka itu
Hingga hilang akal sehatku dalam melihat dunia
Aku ingin bangkit—sangat ingin
Namun bagaimana caranya? Bagaimana bisa aku melawan hatiku yang telah memilih kamu dan bertahan di sini
Datanglah, sekali ini kumohon, datanglah
Ulurkan tanganmu untukku, bantu aku bangkit
Hapus air mataku
Bantu aku menemukan hidupku kembali
Bantu aku mendapatkan cahaya itu lagi
Aku ingin keluar dari kegelapan ini
Setelah itu, kaubebas pergi
Pergi bersama yang lain
Pergi sejauh manapun yang kauingin
Lupakan segala sapaan yang pernah kita tukar
Percakapan panjang yang pernah kita buat
Harapan yang pernah kuucapkan kepadamu
Damailah dengan hidup barumu
Akan kubangun pula hidup baruku
Dan untuk-Mu Tuhan, jangan Kau jatuhkan aku lagi kepada yang mahir mematahkan
Ku tuliskan pengharapan dan kau mengabulkannya
Ku mulai percakapan itu dan kau menemani hingga larut
Ku panjatkan doa dalam sembahyangku dan kau membuatku percaya, kau lakukan itu juga
Namun, sadarlah aku kemudian, kau lakukan itu tidak hanya kepadaku
Tidak ada lagi segala sapaan hangat itu
Patahlah segala pengharapanku
Hilang sudah percakapan panjang itu
Aku menyerah
Mengalahkan segala inginku yang sedari awal sudah salah
Sedari awal aku menginginkanmu; kamu
Aku telah jatuh, dan Tuhan kembali mematahkan hatiku
Bukan, ini bukan salah Tuhan, salahmu, atau keadaan
Ini salahku, yang selalu menjatuhkan diri sejatuh-jatuhnya hingga kebal tulangku terhadap sakit itu
Hingga kering air mataku menahan perih dari luka itu
Hingga hilang akal sehatku dalam melihat dunia
Aku ingin bangkit—sangat ingin
Namun bagaimana caranya? Bagaimana bisa aku melawan hatiku yang telah memilih kamu dan bertahan di sini
Datanglah, sekali ini kumohon, datanglah
Ulurkan tanganmu untukku, bantu aku bangkit
Hapus air mataku
Bantu aku menemukan hidupku kembali
Bantu aku mendapatkan cahaya itu lagi
Aku ingin keluar dari kegelapan ini
Setelah itu, kaubebas pergi
Pergi bersama yang lain
Pergi sejauh manapun yang kauingin
Lupakan segala sapaan yang pernah kita tukar
Percakapan panjang yang pernah kita buat
Harapan yang pernah kuucapkan kepadamu
Damailah dengan hidup barumu
Akan kubangun pula hidup baruku
Dan untuk-Mu Tuhan, jangan Kau jatuhkan aku lagi kepada yang mahir mematahkan
Jakarta, 28 Juni 2015 – 3:24
Dinda
Dinda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentarnya :)