22/03/16

Ini tentang aku, Si Pengamat Ulung. Si pemimpi yang memimpikan kamu, Si Kutu Butu, katanya.

Ini tentang kamu, laku-laki yang duduk di pojok kedai itu bersama setumpuk buku usang. Ditemani segelas kopi hitam yang sudah tidak lagi mengepul. Sesekali tangan kiri itu membenarkan posisi kacamata dengan bingkai berwarna coklat yang kamu kenakan.

Ini tentang hujan yang datang. Menyisakan embun di balik jendela kedai. Dengan suhu yang turun, menyisakan gemeletuk di antara gigi orang-orang.

Ini tentang fajar yang kembali datang menggantikan hujan yang sudah menemani semalaman. Semburat jingganya menghangatkan diriku; masih tetap di dalam kedai itu, mengamatimu.

Ini tentang waktu, ketika kamu dan aku lalu berpisah. Perpisahan kita abadi, begitu katamu. Entah apa maksudmu, aku tak paham. Aku hanya tahu, bahwa, dulu kita pernah ada, bersama. Hingga akhirnya kaca-kaca itu pecah, dan semua tak lagi sama. Kamu, Si Kutu Buku kemudian pergi dan menyisakan jejak-jejak kisah yang tak mungkin ku hapus.

Ini tentang… ah sudahlah, aku tak tahu ini tentang apa. Yang kutahu hanyalah, kau Si Kutu Buku yang betah duduk dengan setumpuk buku di pojok kedai kopi itu, dan aku, Si Pemimpi, yang betah duduk dari jauh untuk mengamatimu hingga fajar menjelang.





-d-

Jakarta, 22 Maret 2016 – 7.49 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentarnya :)

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES