08/02/13

Aneh

-Aku tak tahu mengapa, aku bisa jatuh cinta kepadamu, yang notabenenya 'semu' untukku. Abstrak. Tidak nyata. Mungkin aku yang gila, atau, rangkaian kata-kata yang kamu kirim ke aku yang begitu luar biasa? Entahlah.-
---

Awalnya kamu sama saja dengan teman-teman dunia mayaku yang lain. Malah, aku menganggapmu sebagai kakak, karena jarak usia kita yang lumayan jauh. Tapi, seiring berjalannya waktu, aku ngerasa kamu beda dari teman dunia mayaku yang lain. Kamu spesial. Kamu istimewa. Hatiku yang berkata seperti itu.

Aku selalu bersemangat saat megetik balasan pesan untukmu. Gila. Aku gak pernah sesemagat ini. Bibirku selalu mengembang saat membaca pesan singkat darimu. Rasanya kecewa, saat tau waktu berputar sangat cepat, dan 'memaksa' kita untuk mengakhiri obrolan 'aneh dan gak jelas' itu untuk segera memejamkan mata.

Aku merasakan hatiku bergetar saat berbalas pesan singkat denganmu. Aku merasa pipiku memerah saat itu. Aku juga merasa tanganku gemetar. Ada apa denganku? Jatuh cinta? Tunggu dulu, kita sama sekali belum pernah bertemu, bahkan mendengar suaramu saja, belum. Kita terpisah oleh jarak.

Ingin rasanya merasakan tatapan hangat matamu. Ingin rasanya merasakan nyamannya genggaman jemarimu disela-sela jemariku. Ingin rasanya mendengar berbagai lelucon dari bibirmu yang sering kamu berikan berwujud pesan singkat kepadaku. Ingin rasanya melihat langsung senyum manismu yang telah membuatku tersenyum juga. Semuanya yang ada di diri kamu.

Sampai pada akhirnya, kita mulai sedikit berjarak. Aku takut akan hal itu. Saat kamu sibuk dengan pendidikanmu, dan aku juga begitu. Waktu kita banyak tersita. Terkadang kamu baru menyapaku saatku baru ingin memejamkan mata. Aku emang gak pernah menyapamu duluan, aku takut menggangu dan memang karna aku terlalu takut untuk sekedar menyapa duluan.

Meskipun akhirnya, aku tahu, kamu juga punya rasa yang sama padaku. Kita sama-sama pengecut untuk mengungkapkannya, tapi akhirnya kamu mengatakannya juga. Entahlah, itu jujur atau hanya harapan, aku hanya bisa menerka ―soal perasaanmu. Dan pada akhirnya waktu (kembali) memisahkan kita; sebenarnya, aku dan kamu belum menjadi 'kita', sih. Tapi aku sudah bersyukur bisa mengenalmu dan (pernah) jadi bagian dari hidupmu. Semuanya emang gak ada yang abadi. Tapi aku tetap mencintaimu, dari sini.

Note: maaf untuk pihak yang ngerasa 'bermain' dalam post kali ini, hehe :) ini hanya curahan hati aja, sih. Thanks for reading :)

-Dinda-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentarnya :)

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES